Pendar Cahaya dari Timur
Sang fajar mulai menampakkan dirinya. Semburat cahaya merah berpendaran dari ufuk timur memancar ke segala penjuru. 10 anak manusia yang sejak semalaman melingkar memuji Sang Pencipta perlahan-lahan bangkit. Mata mereka saling tatap. Cahaya optimis dan percaya diri terpancar dari mata-mata lelah itu.
Mereka kemudian membagi diri menjadi beberapa kelompok untuk mencari arah yang disinari cahaya merah. Selama beberapa waktu mereka amati semburat cahaya itu. Dari sekian banyak pendaran cahaya, secara garis besar cahaya merah itu memancar ke enam titik.
Lelaki kurus berambut sebahu lalu membagi kelompok itu menjadi enam. Dua orang berjalan ke arah utara, satu orang ke arah selatan, satu orang ke arah tenggara, dua orang ke barat, satu orang ke barat daya, dua orang ke timur, dan dia sendiri tidak mengambil satu kelompok di antara kelompok yang dia bagi karena dia akan mendatangi seluruh arah yang telah dia tunjuk untuk memastikan bahwa teman-temannya telah menemukan yang mereka cari.
Orang-orang itu kemudian berpencar menuju arah yang telah ditentukan oleh Si Lelaki Kurus. Dalam beberapa waktu, satu persatu kelompok datang ke tempat awal mereka berkumpul membawa beberapa orang yang mereka cari. Hingga pada suatu waktu, pencarian mereka terhenti karena pancaran cahaya merah telah berganti warna jingga. Sementara baru 25 orang yang berhasil mereka kumpulkan. Berarti keseluruhan 35 orang telah berkumpul. Kurang 10 orang lagi.
Tidak ada yang tahu di mana 10 orang tersisa itu pulas tertidur. Mungkin bersembunyi di suatu tempat. Tak tampak ada orang tidur di tempat-tempat yang mereka datangi, tapi suara dengkur dan hembusan nafas orang pulas jelas terdengar. Tugas terakhir dari rangkaian awal membangun kembali kapal yang hampir karam tinggal sejengkal, menemukan dan membangunkan 10 orang yang masih tersisa kemudian menata barisan dan mulai TANDANG.
Post a Comment for "Pendar Cahaya dari Timur"