Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenang Almarhum Ustad Robert Antonius

ALLAH MENYAYANGIMU, USTADZ

"Hallo Kang, piye kabare?" Sebuah pesan singkat (SMS) masuk ke HP saya dari nomor asing.


"Alhamdulillah, baik. Ini siapa ya?"

"Robert."

"Robert siapa?"

"Robert orang Madura asal Ostrali yang sekarang tinggal di Jenggawah."

"Hahahahaha, Alhamdulillah Ustadz. Kabar baik."

Itu adalah salah satu kesan yang sampai hari ini masih saya ingat dengan sangat lekat karena saya hampir tidak terlalu kenal dengan Ustadz Robert Antonius kecuali bahwa kami teman satu angkatan di STAIN Jember dan pernah ngobrol lama ketika KKN dan saya bermain ke posko beliau. Hampir tidak ada kedekatan lain selain sama-sama kenal sebagai mahasiswa satu almamater dan satu angkatan. Tapi beliau menyapa saya melalui SMS seolah kami adalah sahabat dekat, seperti saya dengan Alfandy Dspalsz. 

Satu lagi kesan yang masih jelas dalam ingatan tentang beliau. Suatu hari saya dibonceng oleh Mas Kaji Bledek'Biru silaturahim ke rumah Gus Mas Ricky di Wuluhan. Sepulang dari Wuluhan, Mas Kaji mengajak saya mampir ke stand bakso Ustadz Robert di selatan lapangan Jenggawah. Mas Ustadz berwajah teduh dan selalu tersenyum ini tampak sumringah menerima kedatangan kami. Beliau yang waktu itu sudah menikah dengan teman sekelas saya, Ridaul Mila, kemudian mempersilakan kami duduk lalu menyiapkan dua porsi bakso untuk kami.

Sambil ngobrol ngalor-ngidul kami menikmati bakso, sementara Rida istrinya melayani pembeli lain yang waktu itu tidak terlalu ramai. Selesai makan kami buru-buru hendak membayar lalu akan segera pamit karena waktu sudah mendekati maghrib. Tapi Ustadz Robert menolak.

"Sudah, tidak usah dibayar. Ini adalah suguhan kami kepada tamu agung kami."

"Jangan begitu, Mas. Dua porsi ini adalah rezeki sampeyan." Jawab saya sambil memaksa beliau menerima uang kami.

"Rezeki dari Allah, bukan dari sampeyan. Hahahaha."

Beliau bisa tertawa menikmati keikhlasan sedekahnya, sementara kami terpaksa mengantongi kembali uang kami sambil menahan malu karena niat silaturahim sambil melariskan dagangan teman, ternyata malah dijamu secara gratis.

Dua pengalaman itu benar-benar menancap dan masih saya ingat sampai hari ini. Kisah yang menguatkan keyakinan saya bahwa beliau adalah orang baik. Dan pagi tadi, Mas Kaji memposting sebuah berita di wall Facebook bahwa ustadz yang menghabiskan masa kecil di Australia tapi tidak kehilangan logat Madura di lidahnya itu telah berpulang ke Rahmatullah karena sakit lambung.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat kepada beliau dan menempatkan beliau bersama orang-orang yang dicintai-Nya. Dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi kesabaran, ketabahan, dan kekuatan iman.

"Demi Allah saya bersaksi, beliau Ustadz Robert Antonius adalah orang yang baik. Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'afihi, wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' madkhalahu, waj'alil jannata ma'wahu. Alfatihah."

Post a Comment for "Mengenang Almarhum Ustad Robert Antonius"